Marah di situasi-situasi tertentu adalah hal yang wajar. Bahkan tidak jarang ada perubahan-perubahan positif ketika Anda mengalami marah. Misalnya: Anda marah ketika mendapat nilai ujian yang jelek, maka itu memacu Anda untuk belajar lebih sering belajar. Anda marah ketika diejek gendut oleh teman Anda, maka Anda rutin berolahraga sehingga mendapat bentuk badan ideal. Namun, banyak orang yang melampiaskan marah dengan cara yang salah sehingga menyulitkan hidupnya sendiri, termasuk ke hubungan romansa.
Agar bisa mengatasi rasa marah, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dulu apa yang dimaksud dengan amarah. Mengutip dari Satupersen.net, amarah adalah sebuah emosi tidak nyaman yang berkisar antara terganggu sampai dengan kemurkaan. Ketika Anda marah, hormon stres seperti adrenaline dan cortisol memenuhi tubuh Anda sehingga membuat Anda berada dalam situasi fight or flight alias lawan atau kabur. Beberapa penyebab amarah yang umum yaitu frustasi, ketidakberdayaan, bullying, gangguan, ketidakadilan, kelelahan, permintaan atau kritik yang tidak adil, dan ancaman kepada orang/hal/ideologi yang Anda anggap penting.
Ketika hal-hal di atas tersentil, Anda cenderung akan melampiaskan marah ke orang-orang terdekat. Pasangan biasanya adalah yang pertama jadi korban kekesalan Anda karena dia yang paling dekat dengan Anda. Apalagi Anda tahu banyak kekurangan dan kesalahan pasangan sehingga Anda gampang menjadikan itu sebagai bahan untuk melampiaskan marah.
Baca juga:
Marah Bagian Dari Kita: Bagaimana Mengatasinya?
Lalu bagaimana reaksi pasangan? Tentu dia akan membela diri dengan cara membantah, balas menunjukkan kesalahan dan kekurangan Anda, dan mungkin melukai fisik Anda. Komunikasi yang tidak sehat ini akan membuat hubungan jadi dingin, kaku, dan berjarak. Dia akan sangat hati-hati ketika bersama Anda karena takut akan memercikan api masalah. Kalian seperti orang asing yang terpaksa mendekat.
Tinggal menunggu waktu saja sampai pasangan menemukan orang lain yang lebih penyabar, enak diajak ngobrol, dan hangat. Jika saat itu datang, Anda akan sangat kesulitan memperbaiki hubungan karena rusaknya sudah sedemikian menggunung. Besar kemungkinannya Anda harus merelakan pasangan hidup bahagia bersama orang lain.
Jadi bagaimana cara agar tidak melampiaskan marah ke pasangan?
1. Menyalurkan Energi Dengan Berolahraga Sebelum Bertemu Pasangan
Kemarahan bukan hanya reaksi emosional, tetapi juga reaksi fisik. Rahang dan otot Anda menegang, mungkin Anda juga mengertakkan gigi. Semua itu karena tubuh memproduksi energi yang menyiapkan Anda untuk bertarung. Energi ini jika tidak disalurkan dengan benar akan membuat Anda melampiaskannya ke pasangan.
Salah satu cara ampuh untuk menguras energi yang berlebihan tersebut adalah dengan berolahraga sebelum bertemu pasangan. Berolahraga juga membuat tubuh melepas hormon endorfin yang dapat menenangkan pikiran sehingga Anda tidak stress.
Jadi Anda harus rutin berolahraga seperti angkat beban di gym atau lari beberapa kilometer. Anda juga bisa berolahraga di rumah seperti push up, pull up, dan squat. Gunakan energi Anda semaksimal mungkin saat berolahraga, jadi Anda jauh lebih tenang saat bertemu pasangan.
Baca juga:
Bertengkar Dengan Pasangan? Mengalah Bukan Solusi
2. Mengubah Sudut Pandang Dengan Mempertanyakan Diri Sendiri
Rasa marah seringkali muncul karena Anda langsung menilai negatif apa yang pasangan sampaikan, mesipun belum tentu pasangan sengaja membuat Anda marah. Untuk mencegah rasa marah itu terpicu, Anda harus mengubah sudut pandang dengan menanyakan beberapa hal ke diri Anda sendiri, seperti:
“Apa buktinya jika dia memang sengaja menyakiti, mempermalukan, dan membuat saya marah?”
“Apa saya terlalu melebih-lebihkan tindakan dan maksud ucapannya?”
“Dapatkah saya melihat situasi ini dari sudut pandang orang lain? Jika bisa, dapatkah saya memahami motifnya dengan lebih empati?”
“Apakah mungkin saya yang salah paham? Atau apa mungkin ini salah saya dalam menyampaikan sehingga dia bereaksi negatif seperti itu?”
“Mungkinkah dia sebenarnya hanya bercanda dan saya menganggapnya terlalu serius?”
“Apa alasannya bertindak/berucap seperti itu? Mungkinkah dia melakukannya untuk kebaikan diri saya?”
Baca juga:
Smart Conflict Resolution
3. Membiasakan Diri Berlatih Relaksasi
Tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan sehingga apa yang terjadi di pikiran akan memengaruhi tubuh, begitu pun sebaliknya. Jika tubuh Anda terbiasa tegang atau berada dalam kondisi fight, maka semua informasi yang masuk ke pikiran akan dianggap sebagai ancaman sehingga menghasilkan amarah. Sebaliknya, jika tubuh terbiasa santai, maka pikiran tidak akan menganggap segala hal sebagai ancaman sehingga pikiran jadi lebih santai.
Anda bisa berlatih relaksasi dengan meditasi, ikut kelas yoga, berjalan-jalan di luar kota sambil menghirup udara segar, beberapa hari tidak bermain media sosial, tidak ikut berdebat panas di media sosial atau group Whatsapp, memperbanyak membaca buku yang materinya ringan, berolahraga ringan seperti lari atau jalan kaki, dan masih banyak lagi latihan relaksasi yang bisa Anda cari inspirasinya di internet.
Jauh lebih bagus jika Anda berlatih relaksasi bersama pasangan. Kalian jadi lebih santai dan menikmati banyak momen menyenangkan.
Baca juga:
Isolasi Corona, Stress Test, dan Perceraian
Dengan tidak melampiaskan marah ke pasangan, komunikasi jadi lebih enak sehingga hubungan berjalan nyaman dan hangat. Pasangan tidak takut ketika ingin menyampaikan sesuatu ke Anda, dia jadi lebih lepas bercanda, dan menikmati saat-saat bersama Anda.
Kuasai emosi Anda karena itu adalah salah satu kunci hubungan awet tentram sampai tua.
Referensi:
[1] Marah Bagian Dari Kita: Bagaimana Mengatasinya?
[2] A Powerful Two-Step Process to Get Rid of Unwanted Anger