Apabila Anda berkeinginan untuk menjalani hubungan romansa dengan status beda suku, beda agama, maupun beda keduanya, Anda harus siap menerima konsekuensi yang hampir pasti muncul dan berpotensi mengganggu hubungan. Anda harus bisa menelan kenyataan bahwa kita hidup di negara yang mengagung-agungkan persamaan agama dan suku meskipun secara de jure berlandaskan keanekaragaman. Di bawah ini, saya tuliskan konsekuensi yang kemungkinan besar akan Anda hadapi.
- Apabila masih dalam tahap mencari, dan secara khusus ingin mendapatkan calon pasangan dari suku atau agama tertentu, Anda harus memperluas jaringan pertemanan dengan orang-orang dari suku atau agama yang dimaksud. Kecil kemungkinan bagi calon pasangan untuk bersedia menjalin hubungan yang serius apabila Anda tidak mempunyai seseorang dari suku atau agamanya yang bisa menjadi perantara bagi kalian berdua. Perantara yang dimaksud di sini bukanlah mak comblang, melainkan seseorang yang sudah bersahabat dengan Anda dan gebetan sebelum PDKT dilakukan.
- Apabila sudah berpacaran dan mulai serius untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, Anda harus mendekatkan diri dengan orang tua pasangan untuk meyakinkan mereka bahwa Anda bisa menghadapi konsekuensi dari perbedaan suku atau agama tersebut. Walaupun sudah merasa dekat dengan orang tua pasangan, tetaplah bersiap-siaplah untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Saat pasangan, secara tiba-tiba dan tanpa memberitahu Anda terlebih dahulu, melanjutkan studi maupun karier di luar pulau, atau dijodohkan dengan orang lain. Ini adalah cara-cara umum yang sering dilakukan orang tua pasangan untuk menjauhkan Anda dari anak mereka.
- Apabila Anda sudah menikah, masalah-masalah berat akan sering bermunculan. Anak Anda harus memilih salah satu dari dua pilihan untuk mengikuti dan mempelajari agama/adat/budaya dari ayah atau ibunya. Di masa-masa ini, nggak jarang beberapa anggota keluarga besar mencoba untuk mempengaruhi anak Anda dengan cara menjelek-jelekkan agama/suku pasangan. Begitu juga ketika Anda dan anak harus mengikuti upacara-upacara sakral seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian dari salah satu anggota keluarga besar pasangan Anda. Ini artinya Anda bersama sang anak mau nggak mau harus belajar adat istiadat dan tata acara berdasarkan agama/suku pasangan Anda apabila nggak mau dinilai jelek oleh keluarga besar pasangan.
- Apabila keluarga Anda mengalami kesulitan finansial yang parah karena Anda atau pasangan Anda menderita penyakit parah menahun, atau usaha bangkrut, atau meninggal dunia, akan ada banyak uluran tangan dari keluarga besar yang mencoba membantu meringankan beban keluarga Anda dengan cara meminta anak Anda untuk tinggal di rumah mereka dan bekerja untuk (kepentingan) mereka. Tentu saja anak Anda harus beradaptasi dengan lingkungan baru, yang mungkin nggak sesuai dengan ajaran agama/adat yang dia pilih dan yakini. Besar kemungkinan dia akan diminta pindah agama, dan juga dijodohkan dengan saudara sepupunya. Apabila ini masih bisa diterima, maka yang terparah adalah Anda tidak lagi diakui sebagai orang tua dari anak Anda, sebagai akibat dari kesulitan ekonomi atau penyakit yang Anda derita. Apabila sampai ini terjadi, bukan nggak mungkin pasangan juga akan kembali ke keluarga orang tuanya dan meninggalkan Anda.
Hubungan beda suku maupun agama adalah hubungan yang nggak akan berhenti menghadapi masalah. Dan konsekuensi yang ada nggak hanya menghampiri Anda dan pasangan, tetapi juga anak Anda nantinya. Konsekuensi yang saya jabarkan di atas belum termasuk omongan-omongan tetangga dan pemuka adat/agama yang dilontarkan di balik punggung untuk menyudutkan Anda maupun pasangan. Meskipun demikian, dengan mengetahui konsekuensi yang kemungkinan dihadapi, kita setidaknya lebih siap untuk menghadapinya. Mari kita buktikan bahwa status beda suku atau agama bukanlah penghalang untuk menciptakan keluarga yang harmonis.
Kamu sudah mengerti ‘kan?
Nah, yuk lanjut baca artikel pencerahan ini: Apakah Nikah Beda Agama Adalah Masalah Besar?