Pacaran Lama tapi Sering Ribut. Kenapa?
“Kita itu udah pacaran 4 tahun sayang! Masa kamu nggak ngerti-ngerti juga sih yang aku mau. Selama ini kamu ke mana aja? Dasar nggak peka!”
Di sebuah kesempatan, Sonya yang sudah menjalin hubungan lama dengan Kevin ngedumel karena pacarnya melakukan hal sama berulang-ulang: lupa memberi kabar saat sudah sampai di rumah. Bagi Sonya hal itu terlampau mudah dilakukan—mengambil handphone di dalam kantong celana, membuka aplikasi Whatsapp, dan mengetik “Aku udah sampai, ya sayang” adalah hal yang tak membutuhkan waktu hingga dua menit, tapi sering dilupakan Kevin.
Kebanyakan dari kita yang menjalin hubungan lama, sudah terlatih mengetahui hal yang disuka dan dibenci, bahkan tahu kebiasaan bodoh yang kerap kali dilakukan oleh pasangan. Ekspektasi pasangan nggak membuat kita kecewa seiring dengan lamanya masa pacaran semakin tinggi, padahal waktu hubungan nggak menjamin pasangan mengerti satu sama lain. Bahkan sebuah studi yang dilakukan psikolog Ken Savitsky, PhD, dari William College mengatakan bahwa semakin dekat hubungan seseorang maka akan semakin sulit menyatukan mindset masing-masing. Makanya nggak jarang mereka bisa ribut hanya karena masalah kecil. Misalnya Sonya yang menganggap kalau Kevin akan tahu apa yang diinginkannya, sedangkan Kevin berpikir, “Jangankan untuk kasih kabar, gara-gara kerjaan numpuk di kantor sampai rumah saya ketiduran dan nggak sempat mandi kok.”
Salah Paham Pemicu Pertengkaran
Ribut karena salah paham? Anda mengangguk malu karena hal tersebut sering kali dialami. Kebanyakan dari mereka yang ribut akibat salah paham adalah karena tak jelasnya maksud dari salah satu pasangan. Misalnya selesai mendengar curhatan Anda perihal si Mama yang ngediemin hampir seharian, pasangan Anda minta izin untuk main sama temannya. “Aku nggak lama kok, sayang,” katanya, itu sekitar pukul 21.00. Namun, sudah pukul 1 dini hari, si dia nggak kunjung pulang. Anda cemas sekaligus kesal karena si dia bilang “Nggak akan lama”, padahal bagi Anda tak lama berarti hanya sekitar satu jam. Dan nggak jarang hanya karena masalah ini akhirnya ribut.
Bagaimana solusinya? Daripada bingung maksud “nggak akan lama” versi dia, lebih baik perjelas hingga pukul berapa dia main. Jangan ragu untuk bertanya lebih spesifik, sehingga lama-lama si dia tahu informasi yang seperti apa yang ingin Anda dengar.
Punya Pemikiran yang Sama
Punya hubungan lama dengan si dia bukan berarti memiliki pemikiran yang sama pula, kan? Padahal sampai kapan pun, kalian nggak akan pernah mengerti maksud pasangan jika tidak ditanya dengan tepat. Bukan berarti jalinan cinta yang lama maka sudah mengenal karakter satu sama lain. Di lain cerita, setelah asyik mengobrol via telepon hingga 30 menit, Kevin menyuruh Sonya untuk tidur. Sonya yang lagi badmood, baginya ucapan Kevin seperti mengandung arti yang berbeda. “Aku ngeganggu kamu, ya? Atau kamu mau telponan sama cewek lain makanya nyuruh aku tidur?” Padahal tadi setelah jemput Sonya, Kevin melihat lingkaran hitam di mata pasangannya dan dia hanya nggak mau hal itu tambah merusak kecantikan Sonya.
Bagaimana solusinya? Kebanyakan wanita akan langsung marah dan “menyemprot” pasangan dengan emosi saat mendengar yang nggak berkenan di hatinya, apalagi kata-kata tersebut keluar dari pasangannya yang dianggap paling mengerti dirinya. Padahal dengan menjawab, “Kok aku disuruh bobo? Aku kan masih mau ngobrol sama kamu.” akan jauh lebih menyenangkan dan terhindar dari argumen tak penting.
Rasanya, dua hal tersebut bisa membuat hubungan lama kalian dipenuhi bumbu-bumbu pertengkaran remeh macam itu. Belum lagi, saat ribut Anda atau si dia kerap kali mengeluarkan gesture yang menantang sehingga pasangan terpancing emosi dan akhirnya pertengkaran nggak mereda. Memang benar bahwa pertengkaran adalah hal yang kadang dibutuhkan, tapi sepertinya kalau ribut setiap hari tanpa adanya toleransi bisa bikin Anda lelah dan menandakan kalau Anda belum siap menjalin sebuah hubungan.