Bahan Bakar Cinta Sesungguhnya

Pernahkah Anda lihat seorang pria yang memberi perhatian pada gebetan dan setia mendengarkan curhatnya berjam-jam, tapi sang wanita malah jadian dengan pria yang rajin bercanda meledek-ledeknya?

Tidak asing dengan fenomena itu, ‘kan?

Untuk menjawabnya, ayo kita sama-sama flashback sejenak.

Saya yakin ketika Anda bertemu orang-orang baru awal terasa kaku, bingung mau ngobrolin apa, dan berbasa-basi sampai beberapa menit. Tiba-tiba ada satu kejadian dimana kalian jadi merasa sangat dekat, saling terbuka, dan merasakan kehangatan dengan orang baru tersebut padahal di hari itu juga kalian baru kenalan.

Hanya karena satu kejadian itu, apa pun yang kalian lakukan setelahnya menjadi seru, bergairah, dan juga santai.

Tahukah Anda itu kejadian yang menghancurkan kecanggungan tersebut?

Jawabanya adalah tertawa.

Itu sarana paling ampuh untuk mendekatkan orang yang belum dikenal dan mencairkan suasana yang kaku. Penelitian dari Univerity of North Carolina menjelaskan bahwa tawa membuat Anda lebih dekat dengan seseorang. Tidak peduli apakah itu orang asing atau bukan. [1]

Itulah yang terjadi pada fenomena di atas.

Salah satu alasan mengapa wanita bisa jatuh cinta pada pria yang sering meledeki dia adalah karena tawa yang dihasilkan dari candaan dan ledekan itu. Saya pernah membaca survei dari majalah lokal yang mengungkapkan 8 dari 10 wanita lebih pilih pria humoris ketimbang pria serius. Hebatnya lagi, mereka juga ngotot memilih pria humoris meski disodorkan berbagai kriteria pria idaman lainnya seperti tampan, sederhana, menawan, dan kaya.

Kenapa mereka cenderung memilih pria humoris daripada kriteria pria idaman lainnya? Karena selera humor yang baik dapat menghibur sehingga bisa membuat wanita terkesima.

Persis seperti yang dikatakan Marilyn Monroe: if you can make a girl laugh, you can make her do anything.

Ibarat cinta adalah api romansa, maka canda dan tawa adalah bahan bakarnya.

Tertawa membuat kita terkoneksi dengan orang lain. Rasa terkoneksi satu sama lain itu sangat penting untuk memicu ketertarikan. Jika orang tersebut sudah terkoneksi, selanjutnya Anda bisa meningkatkan hubungan tersebut ke arah romansa. Sara Algoe, pakar psikologi sosial yang ikut dalam penelitian tersebut mengatakan, “For people who are laughing together, shared laughter signals that they see the world in the same way, and it momentarily boosts their sense of connection. Perceived similarity ends up being an important part of the story of relationships.”

Lucunya lagi dari penelitian tersebut juga ditemukan bahwa wanita lebih banyak tertawa daripada pria, tapi tawa pria sangat gampang menular ke orang-orang di sekitarnya. Bahkan ketika pria tertawa, mereka 1,73 kali lebih mungkin untuk membuat pasangannya ikut tertawa.

Sebelumnya Sara Algoe juga pernah menemukan bahwa pasangan yang sering tertawa bareng memiliki hubungan yang jauh berkualitas. “In general, couples who laugh more refer to shared laughter as an indicator of greater relationship quality.” [2]

Jadi kalau Anda ingin membuat gebetan tertarik atau mau bikin pasangan makin lengket, caranya mudah: buat dia lebih banyak tertawa bersama Anda.

Nah, salah satu cara menghadirkan tawa ketika lagi PDKT atau lagi dalam relationship adalah dengan menggunakan tehnik yang kita sebut J2 alias Jerk Joke. J2 adalah melemparkan candaan dengan maksud mengusik hati ataupun sedikit menjengkelkan. Tapi ingat, jangan sampai merendahkan ataupun menghina. Semuanya tergantung kata-kata dan cara penyampaian.

Ucapan, “Muka elo jelek banget!” itu tergolong menyakitkan, namun bisa diubah jadi J2 seperti ini, “ “Muka elo kusut bener. Sini gue bantu setrika,” sambil mengeluarkan pose menyetrika pakaian.

Kelihatan bedanya ‘kan?

Kalimat pertama terdengar kasar, sementara kalimat kedua terasa lebih bermain-main.  Yang pertama bisa membuat orang lain marah, sedangkan yang kedua bisa membuat orang lain gemas ingin mencubit Anda.

Body languange saat melontarkan J2 pun harus santai dan kalem, bukannya nyolot sambil menunjukkan jari ke orang yang di-J2. Bila dia tertawa gemas setelah di-J2, berarti J2 Anda berhasil. Tapi kalau cuma Anda yang tertawa dan orang itu malah memandang Anda dengan tatapan dingin, ya Anda baru saja meledek dia.

Sebenarnya J2 adalah pola komunikasi yang sudah biasa Anda dan saya lakukan setiap hari. Sewaktu Anda bercanda dan orang lain meresponnya dengan “Awas loe ya …” maka secara tidak sadar, Anda sudah melemparkan J2. Hal-hal seperti itu yang membuat Anda semakin akrab dengan mereka karena tawa yang Anda ciptakan di tengah-tengah obrolan.

Tapi ingat bahwa J2 tidak bertujuan membuat orang lain tertawa sampai terbahak-bahak. Tidak ada unsur menghibur atau konyol di dalam J2 karena tujuannya untuk menggelitik atau mengejutkan lawan bicara.

Misalnya:

Anda: Loe masih kuliah atau udah kerja?

Dia: Gue udah kerja di department store.

Anda: Oh gitu. Loe jadi apa di sana?

Dia: Gue jadi SPG.

Anda: Wah, loe pasti suka pilih-pilih customer ya? Kalau ada cowok ganteng yang datang, loe pasti suka kedip-kedipin mata ‘kan? Ngaku aja deh.

Dia: Ya gak mungkin lah. Ngapain gue begitu?

Atau …

Anda: Omong-omong asal loe dari mana sih? Loe kayaknya bukan orang Jakarta asli deh.

Dia: Eh, kok loe tau gue bukan orang Jakarta asli?

Anda: Gue punya indera keenam yang bisa baca pikiran orang. Jadi loe asli mana?

Dia: Gue asli Semarang.

Anda: Nah coba deh ucapin satu kalimat dari bahasa daerah loe. Indera keenam gue pasti bisa terjemahin ke Bahasa Indonesia.

Dia: (kalimat apa pun yang dia ucapkan dalam bahasa daerah)

Anda: Gue tahu artinya tuh. Loe pasti bilang kalau gue cowok paling ganteng yang pernah loe temuin kan?

Orang mana yang tidak tertawa kesal mendengar obrolan di atas. Bayangkan kalau Anda mengobrol dengan dialog seperti itu, rasanya asyik bukan? Hanya dengan memakai J2, Anda bisa membuat pertanyaan biasa jadi lebih asyik. Gebetan pun otomatis tertarik mengikuti alur obrolan Anda.

Meski ampuh untuk menciptakan ketertarikan, sebagian besar orang masih tidak punya keberanian memainkan J2. Bahkan saya mengenal beberapa pasangan yang gaya komunikasinya masih kaku tanpa berani saling bercanda satu sama lain.

Ada dua batu sandungan yang bikin Anda takut melempar J2 ke orang yang Anda suka:

  1. Anda takut merendahkan orang lain.
  2. Anda kebanyakan mikir untuk menyusun kata-kata yang tepat.

Selama kedua hal itu masih bercokol di kepala, Anda bakal terus kesulitan mengakrabkan diri dengan gebetan atau pasangan. Ada langkah-langkah yang harus Anda praktekkan untuk menyingkirkannya, tapi … sayangnya saya tidak bisa menjelaskannya di sini karena sulit menuangkannya dalam tulisan. Jika Anda sungguh-sungguh ingin tahu cara mengobrol seru tanpa takut bercanda dengan gebetan, Anda bisa mempelajarinya lebih lanjut di online course Supreme Influental Communication.

Balik lagi ke topik. Anda sekarang tahu kalau tertawa bisa semakin mendekatkan Anda dengan gebetan maupun pasangan. Tentu sulit membangun kedekatan apabila suasananya terus menerus kaku dan serius. Canda dan tawa bisa mencairkan suasana kaku tersebut. Jangan menunggu dia yang memulai candaan, Anda harus ambil inisiatif bercanda duluan!

“Tapi bro …” ujar Anda ragu-ragu. “Kalau gue udah ngelempar J2, tapi dia gak ngerespon gimana dong?”

Ada beberapa faktor yang membuat dia tidak merespon J2:

  1. Nada suara Anda terdengar datar dan kurang menarik. Anda harus ingat bahwa J2 bersifat spontan, maka suara Anda harus terdengar sedikit tinggi untuk memberinya efek kejutan. Kalau Anda punya masalah dalam menciptakan intonasi suara yang menarik saat ngobrol, solusinya bisa Anda dapatkan di online course Supreme Influental Communication. Saya sudah menjelaskannya lengkap di sana.
  2. Body languange Anda saat melempar J2 masih kaku dan gugup seolah-olah sedang berhadapan dengan jendral. Saya paham kalau Anda gugup setengah mati saat mengobrol dengan orang yang Anda suka, sehingga bahasa tubuh Anda ikut-ikutan gugup. Jika bahasa tubuh Anda gugup, lawan bicara pun bisa merasakan kegugupan Anda sehingga J2 Anda terdengar garing baginya. Untuk menghilangkannya, anggaplah dia sebagai manusia biasa yang punya segudang kekurangan. Selama Anda menganggapnya sebagai makhluk yang dipuja, selama itu pula Anda akan gugup mengobrol dengannya.

Saran saya, apa pun kendala yang Anda alami, pastikan untuk terus melatih J2 ke orang-orang yang Anda sukai. Boleh tersenyum, tapi jangan tertawa sendirian. Santai saja dan lakukan seperti Anda sedang ngobrol dengan teman-teman dekat.

Kalau Anda sudah berlatih mati-matian dan dia masih sulit diajak bercanda, silakan mencari gebetan baru yang lebih manusiawi dan bisa diajak tertawa bareng. Tentu Anda ogah membuang-buang waktu dengan orang yang tidak tertarik pada Anda.

Namun, J2 hanya salah satu cara untuk menciptakan bara api cinta di hati gebetan. Masih ada banyak cara lainnya yang bisa Anda praktekkan saat ini juga setelah mempelajarinya. Anda serius ingin membuatnya jatuh cinta? Segera daftarkan diri Anda di Hitman System Online Training sekarang juga.

Jangan menunggu terlalu lama, nanti bara apinya keburu padam bro!

REFERENSI

[1] How Laughter Brings Us Together

[2] Couples Who Do This Together Are Happier