Perkenalkan Jajang.
Dia adalah pria yang mengaku dirinya romantis, setia, dan rela berkorban demi wanita yang dia cintai. Icha, adalah seorang wanita yang dia taksir. Pada awalnya Icha kelihatannya tidak tertarik, tetapi Jajang telanjur jatuh hati padanya. Mungkin Icha masih jaim atau malu-malu, makanya Jajang bertekad untuk memenangkan hati Icha.
Dia menganggap Icha adalah jodohnya. Oleh karena itulah, dia selalu memperjuangkan Icha. Dia melakukan segalanya untuk Icha, dengan harapan Icha mau menerimanya. Dari mengantar-jemput Icha ke mana saja, membelikan Icha banyak hadiah, menjadi teman curhat Icha saat Icha sedang kesusahan, dan masih banyak lagi pengorbanan lainnya yang dilakukan Jajang secara tulus.
Akan tetapi, ketika Jajang akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada Icha, Icha justru menolaknya. Icha ingin berteman baik saja dengan Jajang karena baginya, Jajang terlalu baik untuknya. Tanpa diketahui Jajang, Icha ternyata menyimpan rasa pada pria lain.
Apakah kamu pernah mengalami nasib yang sama seperti Jajang, Guys? Cinta kamu bertepuk sebelah tangan, padahal kamu sudah melakukan segalanya untuk si dia? Pasti kamu bertanya-tanya di mana letak kesalahan dari pengorbananmu. Jika kamu benar-benar ingin tahu, berikut ini adalah beberapa kesalahan Jajang yang membuat cintanya pada Icha bertepuk sebelah tangan.
1. Jajang Menganggap Ketidaktertarikan Icha Sebagai Kode Agar Dia Mengejar Icha Lebih Keras
Sejak awal mereka PDKT, Jajang sudah tahu Icha tidak terlalu tertarik padanya. Chat Jajang hanya dibalas sesekali atau singkat oleh Icha, tetapi Jajang menganggapnya sebagai tantangan. Toh seperti kata teman-temannya, “Kalau lu beneran cinta, kejar dia sampai mati!”
Jajang tidak sadar bahwa orang yang suka mengejar cinta seseorang adalah orang yang merasa tidak pantas mendapatkan cinta dan perhatian yang dia inginkan. Sudah tahu Icha tidak tertarik, Jajang tetap mengejarnya agar Jajang tidak lagi insecure apabila dengan membuat Icha jatuh hati padanya.
2. Jajang Memiliki Kadar Insecurity yang Akut, Sehingga Dia Bersikeras Hanya Icha yang Bisa Melengkapi Dirinya
Jajang tidak percaya diri. Dirinya merasa tidak akan pernah lengkap tanpa kehadiran wanita, sehingga dia lupa untuk menyayangi dirinya sendiri. Barulah setelah Icha mencintainya, dia baru merasa dirinya berharga dan layak sebagai manusia.
Jajang yang lupa sayang diri sendiri akan selalu mengulang siklus kejam ini. Tidak hanya Icha, semua wanita yang dia cintai tidak akan pernah berbalas sampai dia sadar bahwa dia harus memperbaiki dirinya terlebih dulu.
3. Jajang Adalah Pria ‘Baik’ yang Menganggap Cinta Itu Tak Harus Memiliki
Sindrom pria ‘baik’ adalah yang merasa dia harus berjuang demi cinta, bahwa cinta tak harus memiliki, bahwa cinta haruslah memberi tanpa berharap kembali. Seperti itulah Jajang. Jajang tidak paham bahwa cinta yang sehat haruslah memiliki timbal balik yang seimbang, dan harus ditinggalkan apabila malah merugikan Jajang.
Boleh saja kamu menganggap dirimu romantis seperti Jajang, tetapi jangan sampai kamu memberi terlalu banyak sampai hubungan tidak lagi seimbang. Jajang harus belajar mencari wanita yang mau memberikan kontribusi yang seimbang dan sehat dalam hubungan.
4. Jajang Lebih Mementingkan Ekspektasinya Daripada Kenyataan
Sudah tahu Icha tidak mencintai Jajang, tetapi Jajang bersikeras dia bisa membuat Icha jatuh cinta padanya. Inilah yang disebut ekspektasi. Jajang tidak bisa melihat realita bahwa usahanya sia-sia. Sekali pun usaha Jajang diterima Icha, cepat atau lambat mereka bakal putus karena Jajang terlalu sibuk mengejar ekspektasinya.
Inilah pola yang tidak sehat dalam kehidupan asmara, Guys. Jangan sampai kamu seperti Jajang yang menganggap ekspektasi dan obsesinya sebagai rasa cinta.
5. Jajang Mengejar Icha Karena Dia Berharap Bisa Mewujudkan Ekspektasinya Bersama Icha
Jajang sebenarnya tidak mencintai Icha, dia hanya mengejar obsesinya bahwa untuk bahagia dia harus menemukan pasangan. Itulah satu-satunya alasan sebenarnya dia mengejar Icha, agar dia tidak jomblo lagi! Seandainya saja Jajang lebih percaya diri dan punya standar, dia pasti akan mundur saat Icha tidak tertarik padanya dan mencari wanita lain. Namun, karena telanjur terobsesi, Jajang merasa rugi untuk mundur. Pokoknya dia harus memperjuangkan Icha hingga titik darah penghabisan!
6. Jajang Menganggap Dirinya Tidak Pantas Mendapatkan Cinta yang Lebih Baik
Cinta yang sehat tidak mengharuskanmu berkorban mati-matian seperti yang dilakukan Jajang. Namun, Jajang tidak menganggap dirinya pantas mendapatkan cinta seperti itu. Oleh karenanya, dia rela menyiksa dirinya dengan mencintai wanita yang tidak mencintainya kembali.
Seandainya Jajang percaya dia pantas dapat yang lebih baik, dia pasti akan berhenti mengejar Icha. Sayangnya, dia takut menjomblo lebih lama untuk mencari hubungan yang lebih berkualitas, makanya dia tetap ngarep pada Icha.
7. Jajang Masih Percaya Doktrin Orang Tua, Teman-Teman, dan Media yang Menyesatkan Tentang Cinta
Ibunya Jajang berkali-kali mengajari Jajang bahwa wanita itu maunya diperhatikan, dikejar, dan dimanja! Teman-teman Jajang mendorong Jajang untuk terus mengejar Icha karena pria sejati haruslah berjuang demi wanita idamannya. Di samping itu, dia juga follow akun-akun media sosial yang menyajikan konten galau tentang cinta.
Padahal, kualitas diri pasangan merefleksikan diri Jajang, lho. Kalau Jajang masih senang galau dan termakan doktrin menyesatkan tentang cinta, dia akan terus menemukan wanita seperti Icha.
Seandainya Jajang mau mengikuti semua sarannya Hitman System, pasti kisah cintanya tidak akan semenyedihkan ini! Makanya klik tanda jempol di Facebook Hitman System sekarang juga! Ikuti update greget yang bakal menghajar habis semua insecurity dan kegalauan diri kamu akan cinta!