Lakukan Ini Untuk Menyikapi Pacar Achiever Oriented

Home Articles Lakukan Ini Untuk Menyikapi Pacar Achiever Oriented
Share the knowledge!

Kamu sering rebut dengan pasangan karena dia terlalu berambisi pada mimpi-mimpinya? Kadang dia tidak realistis dan kamu mencemaskannya? Mungkin dia adalah serang achiever oriented. Orang-orang ambisius yang seringkali perfeksionis juga. Setiap orang memiliki keinginan berbeda. mereka memilki alasan tersendiri untuk melakukannya, termasuk pasanganmu. Memilih ribut bukanlah pilihan tepat untuk menghadapi situasi ini, Guys.

Teenage girl at computer with books sleepingPasanganmu adalah manusia yang memiliki keinginan. Tidak ada salahnya memahami keinginan pasangan dari berbagai sudut pandang. Sesekali kamu harus mencoba memposisikan diri menjadi si dia saat memikirkan hal itu. Jika keinginan itu mengganggu keharmonisan hubungan, kamu bisa mencoba hal berikut.

Pahami Sifat itu Sebagai Kelebihan, Bukan Keburukan

Jangan abaikan fakta bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang tidak digunakan dengan tepat bisa menjadi keburukan. Keburukan yang bisa diatasi dengan tepat bisa membuatnya jadi lebih baik.

Seorang Achiever Oriented pada umumnya memiliki ambisi yang kuat. Saat kamu menyikapi ambisinya sebagai kelebihan, kamu bisa mengingatkan si dia untuk tidak berlebihan. Jika kamu menganggapnya sebagai kekurangan, apapun yang dia lakukan bisa jadi selalu terlihat buruk bagimu.

Kamu Tidak Berhak Membatasi tapi Boleh Menasehati

Saat kamu sering membatasi keinginannya, dia bisa merasa tertekan guys. Kamu yang awalnya menjadi sosok Prince Charming bisa jadi berubah sebagai pengekang di matanya. Ingat, kamu memang pasangannya, tapi dia juga memiliki dunianya sendiri.

Seorang Achiever Oriented mencintai impiannya sama besar dengan cintanya padamu–bila tidak lebih besar. Membatasinya hanya membuatmu terlihat semakin buruk. Hubungan kalian pun semakin retak. Kamu memang tidak berhak membatasinya, tapi kamu masih bisa menasehatinya, kan?

Ganti Kata ‘Jangan’ dengan Kata Positif yang Persuasif

Saat kamu tidak setuju dengan apa yang si dia lakukan, sebisa mungkin hindari kata ‘jangan’. Bandingkan kalimat “Jangan ikut summer class dulu, lah. Kamu nggak ngertiin aku?” dengan kalimat “Sebaiknya summer classnya ditunda sampai periode berikutnya, tunggu aku selesai studi dulu supaya kita berangkat sama-sama ya”. Berbeda bukan?

Kata ‘Jangan’ dan ‘Tidak’ secara tidak langsung membuat pendengarnya hilang percaya diri. Dia merasa tertekan dan merusak suasana hati. Kata ‘Sebaiknya’ memberimu kesan lebih berkompromi dan toleran. Kamu jadi tampak lebih gentle saat menggunakannya.

Buat Aturan Reward and Punishment Bersama

Reward and punishment bisa jadi pilihan saat kamu dan si dia sudah sepakat untuk saling berkompromi. Jika si dia mengabaikanmu karena ambisinya tanpa alasan logis, kamu bisa memberlakukan punishment sesuai kesepakatan. Namun, jika dia menyikapi ambisinya dengan tepat tanpa mengusik keharmonisan hubungan, kamu bisa memberinya reward.

Kamu bisa mulai mencoba tips di atas agar hubunganmu semakin harmonis. Mempertahankan hubungan memang selalu lebih sulit daripada saat  memulainya. Cara kamu menyikapi setiap peluang keretakan justru bisa semakin menguatkan hubungan. Jadi, jangan malas mencoba hal ini ya, Guys.

Share the knowledge!