Boleh-boleh saja kalau Anda mau pamer kemesraan bareng pasangan di medsos. Silakan Anda mau bikin thread kumpulan chatting mesra Anda di Twitter, beralbum-album foto mesra bersama pasangan di Facebook, bahkan kalau perlu bikin channel Youtube mesra berdua. Tidak ada undang-undang yang melarang, netizen pun tidak mempermasalahkan selama itu benar-benar pasangan Anda dan bukan pasangan orang lain.
Saya mengerti kok kalau pamer kemesraan di medsos itu menyenangkan, apalagi kalau banyak orang me-retweet dan memuji hubungan saya yang tampaknya penuh canda tawa bahagia. Rasanya menyenangkan bisa menginspirasi dan membuat orang lain iri dengki. Tapi tentu dibalik setiap tindakan ada konsekuensinya di belakang, bahkan bisa saja berakhir mengenaskan.
Dulu saya termasuk orang yang suka sekali mengisi timeline Twitter dan Facebook dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan pasangan. Ketika masih baru jadian, saya tidak pernah absen mengucapkan selamat pagi, mengingatkannya untuk makan, menyemangatinya bikin skripsi, dan mengungkapkan kegemasan lewat Twitter. Setiap hari selalu foto bareng dia dan langsung di-posting ke Facebook dan Twitter. Tidak lupa untuk meng-upload screenshot chattingan mesra yang kalau dikumpulkan semua, mungkin bisa dibikin buku yang tebalnya melebihi skripsi saya. Itu terjadi setiap hari; baik pagi, siang, dan malam. Yah namanya juga hati masih berbunga-bunga karena punya pasangan baru, rasanya ingin pamer kemesraan melulu.
Karena masih terbakar asmara, saya sama sekali tidak memikirkan efek negatifnya yang baru terasa saat hubungan berakhir. Suatu ketika dia diperkenalkan dengan pria dari tempat kakaknya bekerja. Dia sudah berapa kali menunjukkan ketertarikan ke pria itu yang menurutnya ramah, baik, dan mau membantunya saat ada kesulitan. Awalnya saya tidak terlalu curiga karena wajar saja dia menyukai orang sebaik itu. Tapi perlahan-lahan dia mulai jarang menanggapi saya di Twitter, tidak memosting foto kami lagi di Facebook, dan cenderung memuji pria yang dikenalkan kakaknya itu. Dari situ saya mulai curiga pasti mereka ada apa-apa di belakang yang ternyata… benar.
Baca juga:
Penyakit Sepele Yang Merusak Hubungan
Setelah beberapa kali drama, akhirnya kami berpisah. Dia melanjutkan petualangan cintanya dengan pasangan baru, sementara saya menderita sendirian. Nah di saat lagi patah hati seperti itu, postingan-postingan mesra sebelumnya mulai menunjukkan efek negatifnya. Setiap kali saya buka medsos, saya seperti membuka sejarah; luka hati saya semakin teriris melihat foto-foto dengan senyum bahagia bersamanya dan postingan-postingan mesra yang dia tunjukkan ke saya. Setiap kali membuka fotonya yang mana berlanjut ke foto-foto masa bahagia yang lain, bertambah pula luka di hati saya.
Mungkin Anda dengan gampangnya bilang “Gak usah lihat aja, beres!” tapi kenyataannya tidak semudah itu bukan? Saya yakin Anda juga pernah mengalaminya. Niatnya tidak ingin membuka foto masa lalu, tapi ada perasaan yang luar biasa kuat untuk melihatnya kembali. Anda pikir mungkin tidak masalah kalau cuma melihat kembali satu postingan waktu masih bersamanya, tapi ujung-ujungnya malah kebablasan membuka postingan yang lain. Itu wajar saja karena manusia memang suka mengenang kembali masa-masa bahagia dulu. Masalahnya, jika itu dilakukan saat Anda masih patah hati, Anda malah jadi semakin sakit dan susah banget untuk move on!
Saya sendiri butuh waktu setahun penuh untuk benar-benar move on. Kok bisa selama itu? Ya karena salah satu sebabnya, medsos saya penuh oleh jejak-jejak bahagia bersama mantan. Setiap kali melihat timeline saya sendiri, ratusan kenangan mantan langsung menampar-nampar pipi saya. Ada rasa bimbang luar biasa saat mau menghapusnya karena pikiran saling berantem antara “Woi hapus sekarang juga, loe bakal sakit kalau lihat ini terus!” vs “Hmmmm ini bagus fotonya dan loe terlihat bahagia. Jangan dihapus dulu deh!”
Bimbang tidak bimbang akhirnya tidak jadi dihapus, lalu galau lagi karena teringat masa lalu. Begitu terus selama setahun.
Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian, saya hapus saja akun Twitter dan Facebok saya. Saya mati-matian menahan keinginan untuk membuka akun lama karena Facebook dan Twitter perlu waktu beberapa hari untuk menghapus total akun tersebut. Setelah akun lama benar-benar hilang dari muka bumi, saya membuat akun baru dan bersumpah tidak akan sering memamerkan kemesraan dengan pasangan nantinya. Ini demi kebaikan saya sendiri.
Baca juga:
Hati-Hati! Salah definisi Cinta Bisa Bikin Susah Move On!
Setelah kejadian itu, saya beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita dan jarang sekali menunjukkan kegiatan bersama mereka di medsos. Mungkin cuma upload foto atau video bersama mereka sebulan sekali. Efek positifnya, saya mudah sekali move on saat hubungan itu berakhir, bahkan hanya dalam hitungan hari! Memang patah hati juga, tapi lukanya jadi lebih gampang terobati karena tidak melihat kenangan-kenangan mantan di medsos. Efek negatifnya? Tidak ada.
Jadi silakan memamerkan kemesraan dengan pasangan di medsos. Itu adalah hak Anda. Saya hanya memberitahu bahwa ada sisi positif dan negatif yang nanti bakal Anda alami:
Sisi Positif Pertama: Anda Merasa Lebih Diapresiasi
Jelas menyenangkan sekali kalau ada orang yang mengapresasi segala macam tindakan dan kehadiran Anda, khususnya dari pasangan Anda. Rasanya kehadiran dan tindakan Anda jadi lebih berharga, punya arti khusus bagi pasangan, dan Anda bukan sekadar makhluk hidup yang numpang lewat di hidupnya.
Apresiasi ini memicu Anda untuk lebih semangat berkontribusi dalam hubungan. Hal-hal yang disukai pasangan tetap dipertahankan, hal-hal buruk ditinggalkan, dan ini memacu Anda untuk menjadi pasangan yang lebih baik.
Sisi Positif Kedua: Senang Ketika Dipuji Netizen
Selain respon pasangan, apa sih Anda nantikan saat menunjukkan kemesraan di medsos? Tentu saja tanggapan positif dari netizen! Tentu rasanya juga menyenangkan kalau netizen memuji-muji kemesraan kalian atau sampai menjadikan kalian contoh relationship goals. Bikin hati berbunga-bunga dan dada membusung bangga karena jadi contoh yang baik bagi orang lain.
Rasa bangga dan senang itu yang membuat Anda terus berusaha menjaga hubungan sebaik mungkin. Anda tidak ingin hubungan itu berakhir, karena kalau itu terjadi maka hilang sudah tanggapan-tanggapan positif dari mereka.
Baca juga:
Seberapa Penting Tujuan Dalam Relationship?
Nah itu baru sisi positifnya, sekarang sisi negatifnya yang mana baru menonjok jika Anda putus cinta:
Sisi Negatif Pertama: Anda Bakal Berkali-Kali Lipat Lebih Susah Move On!
Seperti pengalaman saya tadi, karena timeline sudah dibanjiri konten pamer kemesraan bareng pasangan, makanya saya jadi susah move on. Bagaimana mau cepat move on kalau setiap buka medsos isinya bikin kangen mantan?
Ketika Anda kangen mantan, maka Anda cenderung akan melakukan kesalahan kedua yaitu stalking akun mantan. Anda mengawasi setiap gerak-geriknya di medsos, Anda tahu lokasi terakhir dia berada dari Instastory-nya, Anda mengecek apakah dia hidup bahagia bersama pasangan barunya atau tidak, Anda membaca semua komentar orang-orang di fotonya, Anda mengamati ini, mengamati itu.
Itu bikin rasa kangen Anda semakin menjadi-jadi dan lanjut ke kesalahan ketiga, yaitu berusaha menghubunginya lagi untuk mengajaknya balikan. Anda mulai dengan menanyakan kabarnya, apakah dia masih jomlo atau sudah berpasangan, bagaimana hubungannya dengan pasangan barunya, dan kemudian berujung dengan tawaran untuk balikan yang kemungkinan besar ditolaknya mentah-mentah.
Belum sembuh sakit hati karena putusan, ditambah lagi sakit hati karena ditolak. Anda seperti menabur garam ke luka, semakin sakit! Seperti itu berharap mau cepat move on? Hahahahaha!
Baca juga:
Tentang Rasa Ingin Balikan Ke Pelukan Mantan
Sisi Negatif Kedua: Jadi Bahan Gosip dan DiKepo Netizen Maha Kejam
Apa Anda pernah jadi bahan gosipan ibu-ibu depan gang? Rasanya tidak enak bukan? Nah digosipkan netizen jauh lebih parah lagi karena jumlahnya lebih banyak dan lebih kejam ketimbang ibu-ibu di kompleks rumah Anda.
Ketikan mereka menemukan pola yang tidak biasa di timeline Anda (misalnya: berhenti menyebut nama pasangan), maka mereka akan menelusuri timeline Anda, mencari celah-celah kemungkinan pecahnya hubungan, lalu menjadikan itu sebagai bahan thread, gosip, atau sekadar no mention. Makanya banyak orang yang langsung mengunci akunnya saat putus cinta biar tidak jadi bahan gosip!
Anda juga harus berpura-pura tabah dan pasang emoji senyum saat ditanya mereka “Putusan sama yang kemarin?” atau “Kok udah gak pernah mesra-mesraan lagi? Putusan ya?” Barangkali mereka terlihat mendukung Anda, tapi bisa saja tujuannya untuk mengorek informasi lebih dalam, lalu mengambil kesimpulan yang bertentangan dengan penjelasan Anda. Nama baik Anda jadi tercoreng, dinilai yang tidak-tidak, dan diejek secara terang-terangan atau no mention.
Kalau beruntung hubungan Anda langgeng, ya Anda tidak kena hujat netizen maha kejam. Tapi kalau ternyata kalian putusan, wah Anda harus segera pasang muka tebal atau tidak usah main medsos sampai Anda sembuh dari patah hati.
Baca juga:
7 Siklus masa Putus Cinta
Sisi Negatif Ketiga: Repot Menghapus Postingan Yang Kebanyakan!
Enaknya kalau jarang pamer kemesraan adalah Anda bisa menghapus semua jejak kenangan bersamanya hanya dalam waktu singkat, palingan tidak sampai satu jam. Nah bayangkan kalau jumlahnya ada ratusan atau ribuan, bagaimana Anda mau menghapusnya? Mau tidak mau Anda harus menghapusnya satu per satu sambil menangis karena teringat lagi tentangnya. Pakai aplikasi penghapus timeline barangkali berguna karena bisa menghapus puluhan postingan, tapi tetap saja beberapa aplikasi butuh waktu lama untuk menghapus semuanya.
Bayangkan ini: Anda duduk sambil menatap foto-foto, video, dan screenshot mesra dengannya. Dengan sangat berat hati, Anda mengarahkan kursor untuk menghapus konten-konten itu. Pikiran Anda teringat masa-masa bahagia, tak terasa air mata Anda menetes-netes ke meja. Sakit sekali rasanya membayangkan pengkhianatan dan kesalahannya yang membuat hubungan kalian kandas. Setelah berhasil menghapus satu postingan, perasan Anda jadi agak enakan lalu Anda bergerak untuk mencari postingan lainnya. Anda menangis lagi, lalu lega kembali setelah berhasil menghapusnya. Begitu berulang-ulang sampai Anda berhasil menghapus semua postingan tentangnya yang berjumlah ratusan.
Begitu lamanya proses itu sampai-sampai Anda keburu depresi duluan sebelum selesai menghapus semuanya!
Jelas itu menyiksa, Sobat! Anda seperti masuk neraka dan dihukum menghapus kebahagiaan-kebahagiaan masa lalu sehingga yang tersisa hanyalah kesedihan. Memakai aplikasi penghapus pun juga Anda tetap harus memeriksanya manual karena aplikasi itu sering tidak akurat bekerja. Mau tidak mau Anda tetap menghadapi siksaan itu secara langsung.
Jalan tercepatnya tentu saja mematikan akun Anda, lalu membuat yang baru. Tapi apa Anda kuat menahan diri untuk tidak membuka akun lama itu?
Baca juga:
Menyembuhkan Putus Cinta Tanpa Biaya
Ingat ya, bukan berarti sering pamer kemesraan bikin Anda mustahil move on, cuma bakal berkali-kali lipat lebih sulit. Saya sendiri butuh waktu satu tahun sampai benar-benar move on. Itu semua karena saya tidak tahu langkah-langkah yang tepat untuk move on.
Kalau saja ebook Move On Dalam 30 Hari sudah ada tujuh tahun yang lalu, tentu saya tidak perlu tersiksa selama itu!
Kalau Anda masih menggapai-gapai berusaha menyelamatkan diri dari cengkraman kenangan mantan, ingin merasa hidup kembali setelah perasaan mati karena ditinggal mantan, dan ingin melesat jauh meninggalkan masa lalu bersama mantan, cepat-cepatlah ambil solusinya lewat LINK di bawah.
Klik ini: MOVE ON DALAM 30 HARI
Jadi ya silakan saja pamer kemesraan di medsos dan berharap hubungan Anda baik-baik saja biar tidak kena efek negatifnya. Tapi ingat, semua pasangan selalu berpikir hubungannya akan baik-baik saja selamanya dan ternyata banyak yang ambruk berantakan tanpa diduga.
Apa Anda salah satu dari mereka yang ambruk itu? Yah, siapa tahu.