Habis Menikah Ternyata Membosankan?

Home Articles Habis Menikah Ternyata Membosankan?
Share the knowledge!

Apa benar menikah itu membosankan?

Bukan rahasia lagi kalau manusia adalah satu-satunya makhluk yang gampang bosan. Tidak peduli seberapa kencang jaringan internet di rumahnya, seberapa canggih gadget yang ia punya, seberapa banyak game di hard disk komputernya, akan ada saatnya ia bengong tidak tahu mau berbuat apa.

Kita boleh bersyukur karena kebosanan adalah ibu dari segala penemuan. Jika Edward Cartwright tidak bosan melihat pekerjaan tukang tenun yang lamban, ia tidak akan menciptakan mesin tenun pakaian. Thomas Alfa Edison juga tidak akan menciptakan 1.093 penemuan kalau ia tidak bosan di bengkel kerjanya. Barang-barang yang Anda pakai adalah hasil dari kebosanan. Namun, ketimbang menciptakan hal-hal yang berguna ketika bosan, kebanyakan orang justru menciptakan masalah baru.

Dalam romansa misalnya. Anda tentu pernah merasa bosan ketika masih jomlo; kotak inbox isinya pesan dari teman-teman sesama jenis melulu, setiap malam minggu kegiatan Anda cuma nongkrong bareng teman-teman yang (lagi-lagi) sesama jenis juga, tidak ada lawan jenis yang menyiram isi hati Anda yang dilanda musim kemarau panjang. Anda bosan dengan kejomloan, Anda muak kesepian.

Baca juga:
Pacaran Tidak Mengobati Kesepian

Dear Sahabat Jomlo Kelas Cinta

Kebosanan itu memotivasi Anda untuk mencari pasangan. Dengan semangat 45, Anda mencoba PDKT ke seseorang dan berhasil! Anda akhirnya punya pasangan. Akun Instagram Anda tidak lagi dipenuhi foto selfie wajah Anda, tapi sudah terganti foto berdua dengan pasangan. Tiap malam minggu kalian nge-date di luar sambil gandengan tangan. Dunia seolah milik berdua. Rasanya kebahagiaan ini tidak mungkin berakhir, tapi ….

Setelah hubungan berjalan satu tahun, embrio kebosanan lagi-lagi muncul di benak Anda. Anda bosan dengan kegiatan pacaran yang itu-itu saja. Setiap sore, Anda harus menjemputnya pulang kerja. Malamnya, kalian teleponan sampai salah satunya pingsan karena menahan kantuk. Paginya, Anda mengiriminya pesan ucapan selamat pagi dan emoticon cium. Sorenya sepulang kerja, Anda harus menjemputnya lagi. Begitu terus seperti bianglala yang berputar tanpa henti.

Otak cerdas Anda berpikir: “Oh, mungkin dengan menikah aku bisa terbebas dari rasa membosankan ini.” Anda pun mengajak pasangan ke restoran yang didekorasi seromantis mungkin. Di tengah-tengah makan malam, Anda mengeluarkan cincin emas dan melamar pasangan Anda. Untung saja ia menerimanya, kalau tidak maka sia-sia saja mengorbankan setengah tabungan Anda untuk membeli cincin.

Dengan pedoman zodiak dan primbon, Anda menemukan tanggal yang cocok untuk menikah. Pernikahan pun dilangsungkan dengan meriah; semua teman-teman, saudara, dan follower Anda datang dan mengucapkan selamat. Kalian menjadi raja dan ratu sehari. Otak Anda girang bukan kepalang. “Inilah dia akhir yang bahagia. Selamat tinggal rasa bosan!”

Hari-hari yang berbahagia itu lewat, tergantikan oleh bulan dan tahun. Setelah usia pernikahan Anda menginjak 3 tahun, kepala Anda rasanya mau meledak karena bosan.

Bosan karena harus bertengkar soal siapa yang paling menghabiskan uang belanja. Bosan karena tidak ada bahan obrolan menarik selain ratusan masalah kantor. Bosan karena tidak bisa main video game lagi karena seluruh waktu Anda tersedot untuk mengurusi anak. Bosan rutinitas Anda tak ubahnya hamster yang berlari di roda plastik. Parahnya lagi, Anda tidak bisa lari dari kebosanan itu karena harus bersama pasangan setiap hari.

Baca juga:
Penyakit Sepele Yang Merusak Hubungan

Pernikahan Bukan Perlombaan … Jangan Ngebet Ngebut!

Apa yang harus Anda lakukan agar cinta di dada Anda terus bergejolak tanpa dihantui kanker bosan?

Pertama, Anda harus menerima kenyataan bahwa rasa bosan PASTI MUNCUL di setiap tingkat hubungan. Tidak peduli apakah Anda berada di tingkat pacaran atau menikah, Anda tidak bisa lari darinya. Dia akan terus menginfeksi otak Anda sampai Anda menyadari ada yang tidak beres dengan diri Anda.

Masalahnya adalah banyak yang menganggap bahwa rasa bosan itu bisa diusir pergi dengan menaikkan tingkat hubungan. Bosan jomlo? Oh, cari pacar saja nanti ia bakal hilang sendiri. Bosan pacaran? Oh gampang, nikahi saja nanti bosan itu pamit sendiri. Nah ketika bosan menjalani pernikahan, Anda bingung karena tidak ada tingkat hubungan yang lebih tinggi selain pernikahan. Kalaupun mau bercerai karena bosan, alasannya konyol sekali. Masa mau bercerai karena bosan? Anda bisa jadi bahan tertawaan di KUA.

Lalu mengapa rasa bosan selalu ada?

Sebenarnya alam bawah sadar Anda tahu jawabannya, tapi Anda tidak pernah menyempatkan diri untuk mengoreknya.

Coba Anda pikir baik-baik.

Apa yang membuat Anda bosan saat jomlo?

Karena kegiatan Anda cuma seputar nonton film serial di komputer, main game semalaman, jalan bareng teman-teman yang itu-itu melulu dan tempat nongkrongnya itu-itu pula, memandangi kotak inbox yang dipenuhi sarang laba-laba, dan hal-hal sama setiap harinya.

Baca juga:
Alasan Kenapa Jomlo Itu Menyakitkan?

Alasan Kenapa Jomlo Tetap Jomlo

Lalu apa yang membuat Anda bosan saat pacaran?

Karena kegiatan membosankan sebelumnya kini terganti dengan kegiatan membosankan lainnya seperti mengantar pasangan ke tempat kerja setiap jam 6 pagi, menjemputnya pulang kerja setiap jam 6 sore, lalu mendengarkannya curhat tentang masalah keluarga setiap jam 10 malam. Begitu terus sampai Anda lebih hafal kegiatan pasangan ketimbang kegiatan Anda.

Terus apa yang membuat Anda bosan setelah menikah?

Karena kegiatannya kurang lebih sama dengan kegiatan saat masih pacaran. Anda MASIH harus mengantarnya kerja (kalau kendaraan yang Anda punya cuma satu dan aplikasi ojek online lagi error), MASIH menjemputnya lagi, MASIH mendengarkan curhatan soal keuarga dan kali ini ditambah masalah kerjaan sekaligus anak. Parahnya lagi, Anda tak bisa menghindarinya karena sekarang kalian sudah tinggal bersama dalam satu atap.

Apa yang Anda tangkap dari penjabaran di atas?

Artinya, kebosanan muncul karena Anda melakukan RUTINITAS yang begitu-begitu saja. Itu yang membuat kanker bosan terus menggerogoti pikiran Anda; apa pun status hubungannya.

Ketika Anda baru pacaran, semua terasa menyenangkan karena Anda berhadapan dengan rutinitas baru. Anda tidak lagi bengong di kamar saat malam minggu, kotak inbox dipenuhi pesan-pesan mesra dari pasangan, dan bisa menggandeng tangannya saat jalan seperti ratusan pasangan di luar sana.

Namun, yang namanya hal baru tentu bisa usang dimakan waktu. Semakin lama hubungan berjalan, semakin Anda terbiasa dengan kegiatan itu. Semua jadi terasa biasa-biasa saja. Tidak salah dengan keterbiasaan itu, tapi konsekuensinya tidak ada hal baru lagi yang membangkitkan gairah hidup Anda. Rasa bosan pun menunjukkan batang hidungnya dan Anda menggebu-gebu mencari sesuatu yang baru lagi.

Salah besar jika Anda berpikir pernikahan bisa mengobati kebosanan tersebut. Menikah sama sekali bukan solusinya, tapi tindakan Anda dan pasangan yang perlu dirombak dari awal.

Bila Anda sudah menikah dan ingin merasakan keseruan dengan pasangan kembali, coba jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah.

Kapan Terakhir Kali Anda dan Pasangan Pergi Kencan?

Kalau pernikahannya baru berjalan 1 sampai 6 bulan, Anda mungkin masih rutin mengajak pasangan nge-date seperti waktu pacaran. Seiring berjalannya waktu, kemungkinan besar aktivitas itu semakin berkurang dan akhirnya berhenti total. Ujung-ujungnya kalian lebih suka diam di rumah sambil menonton TV ketimbang jalan keluar.

Penyebabnya ada banyak. Bisa karena terlalu sibuk mengurus anak, energi sudah terkuras di tempat kerja sehingga ingin istirahat saja di rumah, keuangan tidak semakmur jaya ketika masih pacaran, atau yang sering terjadi—Anda malas keluar rumah.

Pernikahan seharusnya tidak jadi alasan untuk berhenti kencan. Mengapa? Karena kencan adalah salah satu faktor utama yang mempererat kalian. Ingatkah Anda ketika jantung berdebar-debar tak keruan saat pertama kali menggandeng tangannya di jalan? Atau, saat kalian asyik melihat tingkah laku jerapah di kebun binatang?

Nah, coba Anda ulangi lagi momen-momen bahagia itu. Malam minggu ini—Yes, malam minggu ini, bukan malam minggu depan—ajak pasangan Anda keluar ke tempat-tempat kenangan tersebut. Nanti di sana, lakukan hal-hal yang biasa kalian lakukan saat masih pacaran. Misalnya: bermainlah dorong-dorongan saat kalian berjalan di taman, obrolkan hal-hal selain masalah pekerjaan dan keluarga, puji betapa cocok setelan yang ia kenakan, dan lain sebagainya.

Baca juga:
Merencanakan Kencan Yang Unik

Aturan Main Sentuhan Saat Berkencan

Supaya tidak bosan dengan tempat yang itu-itu saja, carilah alternatif tempat kencan lain. Bisa berupa restoran, kafe, taman kota, pantai, water park, atau museum. Anda juga tidak perlu mengajaknya jalan setiap minggu; 2 minggu sekali sudah cukup. Biarkan diri Anda dan pasangan deg-degan penasaran membayangkan tempat baru tersebut.

Rasakan sensasi keseruan yang sempat terkubur di benak Anda. Jangan salahkan artikel ini kalau hubungan kalian jadi berkali lipat lebih mesra ketika pulang ke rumah.

Kapan Terakhir Kali Anda Tampil Menarik di Depan Pasangan?

Sekedar info untuk Anda: banyak orang jadi malas mengurus diri ketika sudah menikah.

Waktu masih dimabuk asmara, bagaimanapun caranya Anda berusaha tampil sempurna di depan pasangan. Saat kencan, Anda memakai setelan terbaik yang Anda punya. Anda menyemprot parfum mahal karena tidak mau ada aroma busuk yang mengganggu suasana. Tak lupa Anda rutin berolahraga setiap hari karena pasangan sering memuji bentuk badan Anda yang bagus. Pokoknya Anda ingin terlihat sempurna tanpa cacat sedikit pun.

Ketika sudah menikah, tahu-tahu penampilan Anda berubah 180 derajat!

Yang pria malas merapikan kumis dan jenggotnya. Kalau jalan keluar cuma pakai kaus, celana pendek, dan sendal jepit. Rambut tersisir rapi saat berangkat kerja, tapi dibiarkan awut-awutan di rumah. Badan yang dulu tegap gagah kini lesu karena malas olahraga. Mandi pun cuma sehari sekali; alasannya demi menghemat tagihan air.

Yang wanita juga demikian. Alat dandannya kini cuma teronggok di meja, rambut yang dulu tergerai indah karena rajin ke salon sekarang menggantung tak tentu arah, bentuk badan sekarang pun kurang lebih sama dengan suami. Kalau ditanya kenapa penampilannya berbeda, alasannya tidak jauh-jauh dari mengurus anak. Kenyataannya, itu hanya untuk menutupi kemalasan mengurus diri.

Rasa malas itu tercipta karena merasa pasangan sudah menerima Anda apa adanya, termasuk sifat dan penampilan. Padahal bila Anda malas menjaga penampilan, kadar ketertarikan pasangan TETAP bisa berkurang meskipun kalian sudah menikah.

Ketertarikan yang menurun itu membuat pasangan jadi kurang mengapresiasi segala tindakan Anda. Dia tidak lagi merasa debaran bahagia saat Anda mengajaknya jalan atau membelikan hadiah impiannya. Kalau dibiarkan terlalu lama, ini bisa memicu keretakan rumah tangga. Manusia mana yang tahan ketika pasangan tidak pernah mengapresiasi tindakannya.

Satu-satunya cara menggosok ketertarikannya kembali adalah dengan memperbaiki penampilan Anda seperti masa-masa pacaran dulu.

Baca juga:
Tiga Langkah Tampil Kasual Berkelas

7 Makeover Pria Untuk Memikat Hati Semua Wanita

Ingat-ingat apa saja yang membuat pasangan Anda jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin ia suka melihat Anda memakai kemeja saat pergi keluar, atau dulu ia sering memuji rambut Anda yang tersisir rapi. Gunakan itu sebagai pedoman penampilan Anda. Beli beberapa potong kemeja yang baru (lebih bagus lagi bila ditemani pasangan Anda), pergi ke barbershop, dan potong rambut Anda agar gampang disisir rapi. Yang tidak kalah penting—mandi 2 kali sehari agar tidak menebarkan aroma busuk di rumah.

Bila Anda wanita, jangan malu mengaplikasikan make up di wajah seperti dulu. Pergi ke salon dan tata lagi rambut Anda sampai menyilaukan mata suami. Kendalikan asupan makan dan perbanyak olahraga untuk mengurangi beban yang tak dinginkan tubuh.

Anda akan terkejut sendiri melihat perubahan diri Anda, begitu pula dengan pasangan. Anda berhasil tampil menarik, pasangan pun semakin tertarik. Rasa bosan langsung minggat secepatnya. Apa masa menikah jadi membosankan? Tentu saja tidak.

Kapan Terakhir Kali Anda dan Pasangan Ikut Aktivitas Seru Bareng?

Tidak banyak yang tahu kalau punya kegiatan bareng pasangan adalah pil pereda masalah hubungan. Apalagi kalau aktivitasnya seru, mengasyikan, dan perlu kerja sama 2 orang. Mustahil Anda dan pasangan menggelepar bosan.

Coba bayangkan, lebih seru mana antara pergi memancing ikan sendirian atau bersama pasangan? Main video game sendirian atau bareng pasangan? Angkat besi di gym sendirian atau dibantu pasangan? Main futsal bareng teman doang atau sambil disemangati pasangan?

Kegiatan di atas sudah seru bila dilakukan sendirian, tapi keseruannya berjuta-juta kali lipat kalau pasangan ikut serta. Kalau pasangan tidak tertarik, cari kegiatan lain yang kira-kira menarik dan bermanfaat bagi kalian berdua.

Misalnya, 5 Oktober 2019 nanti Kelas Cinta akan mengadakan Relationship Blueprint yang akan membeberkan bagaimana merancang program hubungan bersama pasangan agar kuat stabil melewati masa suka dan duka. Anda bisa mengajak pasangan dan belajar ilmu cinta bersama-sama. Kalau Anda yakin hubungan Anda SEHARUSNYA bisa lebih luar biasa, lebih kompak, dan lebih kooperatif, ini adalah satu-satunya kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan Anda dengan pasangan. Menikah jadi tidak membosankan lagi seperti sebelumnya.

Dari ketiga hal di atas, lakukan yang PALING GAMPANG Anda lakukan sekarang. Perbaiki penampilan secepat yang Anda bisa, ajak pasangan pergi kencan bila sekarang ada waktu luang, atau daftar Relationship Blueprint sebelum kursi dipenuhi oleh pasangan-pasangan yang ingin hubungannya lebih bahagia dan anti bosan.

Relationship Blueprint October 2019 (post)

( Ssst … Anda bisa mendaftar Relationship Blueprint dengan cara KLIK DI SINI)

BAIKLAH SAYA MAU MENDAFTAR RELATIONSHIP BLUPRINT

Sadarilah bahwa masa menikah yang membosankan tidak muncul begitu saja tanpa sebab. Ia lahir secara perlahan dan menggerogoti hubungan Anda sampai ke tulang-tulangnya. Tugas Anda untuk mengenalinya dan mengambil tindakan resolusi.

Referensi:
[1] Are You Bored to Death With Your Marriage/Relationship?

Share the knowledge!